Berita Terbaru Harga Hp Android Samsung Galaxy BlackBerry IPad iPhone Telkomsel Indosat XL SMS BBM Ucapan Selamat Tahun Baru 2015

JUMLAH KALANGAN PEROKOK DUNIA KIAN MENINGKAT DARI HARI KE HARI


Perokok Di Dunia Semakin Bertambah Meningkat TajamJUMLAH KALANGAN PEROKOK DUNIA KIAN MENINGKAT DARI HARI KE HARI. Regenerasi yang sempurna ternyata terjadi di kalangan perokok. Mereka, kalangan perokok, tidak pernah kehilangan anggota baru karena selalu ada perokok pemula. Bahkan belakangan, tren itu terus meningkat. Hal itu yang bisa disimpulkan dari paparan tren peningkatan perokok di kalangan remaja. KONSER NKOTBSB 'ONE NIGHT ONE STAGE', KONSER NOSTALGIA NEW KIDS ON THE BLOCK & BACKSTREET BOYS "Kecenderungan ini memprihatinkan," kata Ekowati Rahajeng, Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, kepada media pada Jumat lalu di Kementerian Kesehatan, Jakarta. Dalam paparan itu, tergambar peningkatan konsumsi rokok pada kalangan muda.

Jika pada 1995, perokok remaja (usia 15-19 tahun) adalah tujuh persen dari populasi, pada 2010 jumlahnya meroket menjadi 19 persen. Begitu juga dengan para perokok di kalangan anak-anak (10-14 tahun). Pada 1995, jumlah perokok anak sekitar 71 ribu. Pada 2010, jumlahnya melompat menjadi sekitar 425 ribu. Dengan kata lain, jumlah perokok anak naik enam kali lipat dalam 15 tahun terakhir. "Adanya peningkatan konsumsi rokok akan mengancam bonus demografi," kata Abdillah Ahsan, peneliti Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, yang juga memberikan paparan dalam acara itu. Bonus demografi adalah keadaan yang terjadi, jumlah penduduk produktif lebih besar ketimbang mereka yang tidak produktif.

Sederhananya, tiga orang bekerja hanya untuk menanggung satu orang. "Kesempatan ini hanya terjadi satu kali dalam sejarah suatu penduduk," kata Abdillah dalam kesempatan yang sama. Bonus demografi ini akan terjadi di Indonesia pada 2020-2030. Saat berakhir, proporsi penduduk lanjut usia akan mulai meningkat. Itu artinya, beban ketergantungan penduduk tidak produktif terhadap penduduk produktif akan naik. Sementara itu, beban ekonomi akibat peningkatan perokok menjadi ancaman terhadap bonus demografi. Masifnya konsumsi rokok juga terlihat dari besarnya proporsi rumah tangga di Indonesia yang memiliki pengeluaran untuk rokok. Pada 2009, sebanyak 7 dari 10 rumah tangga membelanjakan uangnya untuk rokok. Yang menyedihkan, rumah tangga termiskin juga terperangkap dalam konsumsi rokok. Sebanyak 6 dari 10 rumah tangga termiskin memiliki pengeluaran untuk membeli rokok. "Pengeluaran untuk rokok hanya lebih kecil dari makanan pokok dan pengeluaran ini mengalahkan 23 jenis pengeluaran lainnya ," kata Abdillah. Dari segi medis, merokok menjadi faktor risiko terjadinya penyakit tidak menular. "Hampir 60 persen kematian di Indonesia diakibatkan oleh penyakit tidak menular," ujar Ekowati. Efek merokok, kata doktor bidang epidemiologi dari Universitas Indonesia ini, memang tidak menimbulkan kematian seketika.

Penyakit akibat merokok sifatnya kronis dan pengaruhnya kumulatif yang akan mulai dirasakan pada usia dewasa. Panen penyakit akibat merokok di antaranya stroke, penyakit jantung, kanker, dan paru-paru. Saat ini di Indonesia terdapat 300 ribu kematian per tahun yang diakibatkan oleh rokok. Akumulasi faktor ekonomi dan medis akibat merokok tentu akan sangat merugikan di masa yang akan datang. Karena itu, Abdillah meminta pemerintah segera bertindak tegas untuk membatasi peningkatan konsumsi rokok ini. Caranya, melarang iklan rokok, sponsorship, promosi, maupun corporate social responsibility rokok. Pemberlakuan kawasan tanpa rokok juga harus diperketat.

Hal lainnya adalah meningkatkan cukai hasil tembakau ke tingkat maksimal, yakni 57 persen dari harga jual eceran, merevisi Undang-Undang Cukai dengan menaikkan tingkat cukai maksimal menjadi 70 persen dari harga jual eceran sesuai dengan rekomendasi World Health Organization, dan menaikkan PPN rokok dari 8,4 persen menjadi 10 persen seperti barang-barang lainnya. "Rekomendasi lainnya adalah segera tetapkan rancangan peraturan pemerintah tentang tembakau menjadi peraturan pemerintah dan meratifikasi Framework Convention on Tobacco Control untuk menunjukkan komitmen pemerintah pada perlindungan kesehatan masyarakat," ujar Abdillah.

JUMLAH KALANGAN PEROKOK DUNIA KIAN MENINGKAT DARI HARI KE HARI, Komunitas Kretek Tolak Hari Anti Tembakau, Kampanye di Media, Jumlah Perokok Turun 6 Persen, Berhenti Merokok Bisa Naik Haji!, Pengisap Rokok Anak-anak, Gejala Apa Ini?, Jumlah Perokok Muda Kian Meningkat




Klik Like dan mohon dishare ya ...
Link Posting: http://bestseoeasy.blogspot.com/2012/05/jumlah-kalangan-perokok-dunia-kian.html
Rating Posting: 100% based on 99999 ratings. 199 user reviews.

JUMLAH KALANGAN PEROKOK DUNIA KIAN MENINGKAT DARI HARI KE HARI

Posted by Best SEO Easy, Published at 11:09 PM and have 0 comments
Comments :

No comments:

Post a Comment